Stroke adalah salah satu penyakit yang sering menyerang orang di usia lanjut. Saat seseorang mengalami stroke, maka otak akan mengalami gangguan atau kerusakan yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam bergerak, berbicara, atau berpikir. Fase akut stroke adalah fase di mana orang tersebut mengalami serangan stroke dan membutuhkan perawatan segera.
Dalam penanganan fase akut stroke, biasanya diperlukan berbagai macam modalitas terapi untuk membantu pemulihan pasien. Salah satu modalitas yang bisa diterapkan adalah modalitas komplementer. Modalitas komplementer adalah terapi yang digunakan bersamaan dengan terapi medis konvensional untuk membantu proses penyembuhan pasien.
Beberapa contoh modalitas komplementer yang bisa diterapkan saat fase akut stroke adalah terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, terapi musik, dan terapi seni. Terapi fisik bertujuan untuk membantu pasien dalam memperbaiki kekuatan otot dan keseimbangan tubuh setelah mengalami stroke. Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri. Terapi wicara bertujuan untuk membantu pasien dalam memperbaiki kemampuan berbicara dan berkomunikasi. Terapi musik dan seni bertujuan untuk membantu pasien dalam mengatasi stres dan meningkatkan kualitas hidup.
Penerapan modalitas komplementer saat fase akut stroke dapat membantu pasien dalam proses pemulihan. Namun, sebelum menerapkan modalitas komplementer, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau terapis yang berkualifikasi. Pasien juga perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental mereka saat menjalani terapi komplementer tersebut.
Dengan penerapan modalitas komplementer saat fase akut stroke, diharapkan pasien dapat semakin cepat pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. Selain itu, modalitas komplementer juga dapat membantu pasien dalam mengatasi stres dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Jadi, jangan ragu untuk mencoba modalitas komplementer saat mengalami fase akut stroke.