Menopause adalah suatu fase yang dialami oleh setiap wanita di usia tertentu. Kondisi ini ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi dan penurunan produksi hormon estrogen. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa keterlambatan menopause dapat meningkatkan risiko terkena asma pada wanita.
Asma merupakan penyakit peradangan pada saluran napas yang dapat menyebabkan sesak napas, batuk, dan mengi. Penyakit ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi serius.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Bergen, Norwegia, melibatkan lebih dari 23.000 wanita yang telah mengalami menopause. Mereka menemukan bahwa wanita yang mengalami keterlambatan menopause memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan asma dibandingkan dengan wanita yang mengalami menopause pada usia yang tepat.
Penyebab hubungan antara keterlambatan menopause dan risiko asma belum sepenuhnya dipahami. Namun, para peneliti menduga bahwa perubahan hormon estrogen dan progesteron yang terjadi selama menopause dapat mempengaruhi sistem imun tubuh dan menyebabkan peradangan pada saluran napas.
Oleh karena itu, penting bagi wanita yang mengalami keterlambatan menopause untuk memperhatikan gejala asma dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kesulitan bernapas atau batuk yang tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan yang tepat dan penanganan yang tepat dapat membantu mengendalikan kondisi asma dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Seiring bertambahnya usia, wanita harus lebih memperhatikan kesehatan mereka, termasuk risiko terkena penyakit seperti asma. Dengan menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, wanita dapat mengurangi risiko terkena asma dan menjalani masa menopause dengan lebih nyaman.