Air permukaan adalah sumber air yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, memasak, dan mandi. Namun, konsumsi air permukaan rentan menyebabkan berbagai penyakit, termasuk penyakit lambung hingga kanker.
Air permukaan sering kali tercemar oleh berbagai zat kimia berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan bakteri patogen. Kontaminasi air ini dapat terjadi akibat limbah industri, pertanian, dan domestik yang tidak diolah dengan baik sebelum dibuang ke sungai atau danau. Sehingga, jika air permukaan ini dikonsumsi tanpa melalui proses pengolahan yang memadai, maka dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh mengkonsumsi air permukaan yang tercemar adalah penyakit lambung. Kontaminasi air oleh bakteri patogen seperti E. coli atau salmonella dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan yang berujung pada penyakit lambung. Gejala yang muncul biasanya meliputi mual, muntah, diare, dan nyeri perut.
Selain itu, konsumsi air permukaan yang terkontaminasi juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Beberapa zat kimia berbahaya yang ditemukan dalam air, seperti arsenik dan benzene, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, seperti kanker kulit, kanker paru-paru, dan kanker ginjal.
Untuk menghindari risiko penyakit akibat konsumsi air permukaan yang tercemar, penting bagi masyarakat untuk memastikan air yang mereka konsumsi aman. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi pengolahan air yang memadai, seperti penyaringan atau pemurnian air. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap limbah yang dibuang ke sungai atau danau agar tidak mencemari air permukaan.
Dengan menjaga kualitas air permukaan, masyarakat dapat terhindar dari risiko penyakit lambung hingga kanker akibat konsumsi air yang terkontaminasi. Penting bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan sumber air yang kita gunakan agar dapat hidup sehat dan terbebas dari penyakit.