Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat di AS

Menjadi seorang ibu adalah salah satu pekerjaan yang paling berat di dunia. Tidak hanya bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak dengan baik, tetapi juga harus menghadapi berbagai tantangan fisik dan mental setelah melahirkan. Sayangnya, jumlah ibu yang terkena depresi pascapersalinan semakin meningkat di Amerika Serikat.

Menurut data yang diterbitkan oleh American Psychological Association, sekitar 1 dari 7 ibu mengalami depresi pascapersalinan. Hal ini merupakan angka yang cukup mengkhawatirkan, mengingat dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh kondisi ini terhadap ibu dan bayinya.

Depresi pascapersalinan adalah kondisi mental yang serius yang dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan bayi. Gejala yang umumnya dialami oleh ibu yang mengalami depresi pascapersalinan termasuk perasaan sedih yang berkepanjangan, kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, dan perasaan tidak mampu merawat bayi.

Sayangnya, depresi pascapersalinan seringkali tidak terdiagnosis atau diabaikan oleh ibu maupun orang di sekitarnya. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan fisik ibu, serta hubungan antara ibu dan bayi.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi ibu yang mengalami depresi pascapersalinan untuk mencari bantuan dari tenaga medis atau profesional kesehatan mental. Terapi psikologis, obat-obatan, dan dukungan sosial dapat membantu ibu mengatasi depresi pascapersalinan dan memulihkan kesehatan mentalnya.

Selain itu, penting pula bagi masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran akan depresi pascapersalinan dan memberikan dukungan kepada ibu yang mengalami kondisi ini. Dengan upaya bersama, diharapkan jumlah ibu yang terkena depresi pascapersalinan dapat dikurangi dan kesejahteraan ibu dan bayi dapat terjaga dengan baik.